Bila kita berbicara tentang kacamata sudut pandang 
besar yang ada dalam panggung sejarah dunia maka secara garis besar akan
 kita temukan  dua kutub besar  kacamata sudut pandang yang paling 
berpengaruh didunia ini yaitu :
1. Kacamata sudut 
pandang materialistik.yaitu kacamata sudut pandang yang inti nya 
bersandar pada prinsip bahwa realitas adalah segala suatu yang 
tertangkap pengalaman dunia indera-yang nampak- yang bersifat 
lahiriah-material dimana seluruh cara pandang senantiasa dikaitkan 
terhadap pemahaman yang bersifat mendasar terhadap realitas itu.sebab 
itu kacamata sudut pandangnya disebut ‘bermata satu’ pengertiannya 
kurang lebih : awas-peka terhadap realitas dunia lahiriah tapi cenderung
 buta terhadap realitas dunia abstrak khususnya yang dideskripsikan 
melalui agama.
2. Kacamata sudut 
pandang universalistik.atau bisa kita sebut sebagai kacamata sudut 
pandang ‘bermata dua’ karena bersandar pada prinsip bahwa realitas itu 
terbagi dua antara dimensi  yang bersifat abstrak (tak nampak mata) dan 
yang bersifat lahiriah (nampak mata),sehingga ia kemudian bisa melihat 
dua realitas itu secara berimbang.keistimewaan dari kacamata sudut 
pandang ini adalah (karena cara pandangnya berimbang) ia bisa dengan 
mudah membaca konsep konsep yang berasal dari realitas dunia abstrak 
sebagaimana yang dideskripsikan oleh agama.
Dua kacamata sudut pandang itu memiliki 
karakteristik cara berfikir dan cara melihat yang berbeda sehingga 
melahirkan konsep konsep yang memiliki karakteristik yang berbeda serta 
pemahaman terhadap ‘kebenaran’ yang berbeda.sehingga bila kita 
membaginya kepada dua kategori berdasar kepada cara pandang maka didunia
 ini ada dua jenis kebenaran yaitu ‘kebenaran versi sudut pandang 
materialistik’ dan ‘kebenaran versi sudut pandang universalistik’.dimana
  Karakter cara berfikir sudut pandang materialist selalu memuarakan 
segala suatu pada penafsiran yang bersifat materialistik, sebaliknya 
kacamata sudut pandang universalist senantiasa memuarakannya pada 
penafsiran yang universalistik yang senantiasa menyertakan obyek  yang 
bersifat abstrak sebagai bagian dari kerangka kebenaran.
Kacamata sudut pandang materialist bisa kita sebut 
juga sebagai ‘kacamata sudut pandang manusia’ karena karakteristik 
manusia adalah cenderung selalu memuarakan segala suatu kepada apa yang 
sesuai dengan tangkapan dunia inderanya.sedang kacamata sudut pandang 
universalistik kita sebuat sebagai ‘kacamata sudut pandang Ilahiah’ 
sebab memiliki karakter cara pandang Ilahi yang melihat segala suatu 
secara menyeluruh -universal.
Berbagai konsep yang lahir melalui kacamata sudut pandang universalistik :
1. Konsep ‘ilmu’ yang 
berkarakter materialistik karena membatasi definisi pengertian ‘ilmu’ 
sebatas wilayah pengalaman dunia indera sehingga pengertian kata ‘ilmu’ 
menjadi identik dengan hal hal yang bersifat lahiriah-material yang 
terbukti secara empirik.
2. Ilmu jiwa 
matetrialistik : ilmu jiwa yang tidak menggambarkan realitas jiwa secara
 utuh,sebab-lebih banyak mendeskripsikan jiwa sebagai hasil dari 
sebab-akibat dengan dunia alam lahiriahnya.
3. Konsep cara hidup 
yang bersandar pada filosofi bahwa ‘hidup hanya didunia’ dan karenanya 
apa yang dilakukan semua terkonsentrasi untuk kehidupannya didunia tanpa
 melihat dan mempertimbangkan bahwa bila manusia ‘melihat’ dengan ‘mata’
 yang satu lagi maka manusia akan melihat adanya realitas kehidupan 
akhirat.
4. Dan  berbagai bentuk konsep lain yang intinya ber asas atau menagarah kepada cara pandang yang bersifat materialistik.
Artinya bila diibaratkan pohon maka  kacamata sudut
 pandang materialist itu suatu yang memiliki akar-batang pohon-dahan dan
 ranting yang salah satu dari dahannya tersimpan dihati manusia sebagai 
‘kepercayaan’ dan rantingnya tersimpan dalam benak manusia sebagai ‘cara
 berfikir’.
Dua kacamata sudut pandang itu bisa ada dimana mana
 dan bisa secara bebas menelusup kemana mana sebab ia bersifat 
abstrak.sebagai contoh : ketika kacamata sudut pandang materialist itu 
masuk ke dunia filsafat maka dari sana lahir apa yang kita sebut sebagai
 : ‘filsafat materialist’ yaitu sebuah cara pandang dan pemikiran yang 
sudah tidak lagi bersandar atau orientasi pada adanya sebuah bentuk 
kebenaran hakiki yang menyatu sehingga diujung perjalanannya filsafat 
lebih cenderung memilih menjatuhkan pilihan pada bentuk kebenaran yang 
bersifat relatif.kemudian ketika kacamata sudut pandang materialist itu 
masuk kewilayah sains maka faktanya bisa anda lihat sendiri  sebab saat 
ini dunia sains seolah lebih didominasi oleh orang orang yang lebih 
ingin memuarakan sains kepada tafsiran tafsiran yang bersifat 
materialistik dan seperti berusaha ‘memonopoli’ tafsir sains dengan cara
 menganggap tafsir yang berlawanan dengannya sebagai tafsir yang 
‘apologistik’.
Bila kita membagi konsep ‘kebenaran’ kepada adanya 
dua kutub besar ini maka problem kebenaran yang nampak rumit-pelik dan 
serba kompleks itu akan lebih mudah untuk kita urai dan kita analisis 
lalu kita definisikan untuk masuk ke wilayah kutub yang mana.sebab 
pertarungan antar ‘kebenaran’ sejati nya terjadi antara dua kutub besar 
itu.
Lahirnya dua kutub besar itu adalah muara dari 
perjalanan panjang pergumulan abadi diatas muka bumi antara kebaikan 
melawan kejahatan,antara kebenaran  melawan kebatilan. bisa dikatakan 
lahirnya benturan frontal diantara kedua sudut pandang itu adalah ‘grand
 final’ dari pertarungan yang terjadi antara keduanya disepanjang 
sejarah dunia.
Apa dan dan yang bagaimana yang dianggap mewakili 
kedua kutub besar itu,silahkan ditebak,yang pasti sebenarnya bukan atau 
kurang tepat bila dikatakan antara sebuah kekuatan politik 
(seperti’barat’) melawan (‘timur’) atau suatu bangsa melawan suatu 
bangsa tapi antara suatu ‘kekuatan abstrak’ melawan suatu kekuatan yang 
juga bersifat abstrak.sebab perang antara dua kekuatan yang abstrak itu 
telah berlangsung lama setua sejarah perjalanan panjang manusia di muka 
bumi sebelum lahirnya ‘barat’ maupun ‘timur’,’utara’ maupun 
‘selatan’.sebab dua kekuatan yang bersifat abstrak itu hidup dimana mana
 di timur-di barat- di utara dan di selatan sebab keduanya adalah sang 
kelana penjelajah bumi.hanya saat ini dibelahan bumi mana dua kekuatan 
itu terkonsentrasi nah itu yang harus anda tebak.
Bila Samuel P. Huntington melukiskan adanya 
‘benturan peradaban’ maka itu adalah cara melihat dan membaca sejarah 
yang masih dari permukaan kulit luar melalui fenomena yang tertangkap 
mata,bila kita masuk ‘kedalam’ untuk melihat dengan ‘mata hati’ 
sebab-akibat  yang bersifat abstrak yang menjadi tulang punggung  adegan
 sejarah maka kita akan mendapati bahwa salah satu grand-skenario besar 
sejarah akhir zaman adalah adanya benturan antara dua kekuatan besar 
yang bersifat abstrak itu.
Keduanya ibarat dua pemeran utama sebuah ceritera 
sandiwara yang satu memerankan sang pahlawan yang satu sang 
antagonis.diujung ceritera sang pahlawan dan sang antagonis diskenario 
oleh sang pembuat ceritera untuk saling bertarung dan itu menandakan 
ceritera sandiwara akan segera berakhir.dimana di ujung ceritera para 
‘pemain figuran’ dengan berbagi lakon masing masing dikepinggirkan untuk
 memberikan  panggung utama hanya kepada adegan yang menggambarkan 
pertarungan antara sang pahlawan dengan sang antagonis.siapa yang 
diujung harus tampil sebagai pemenang (walau diawal ia menjadi fihak 
yang seperti kalah dan dianiaya ?) silahkan di tebak.
Persis sebagaimana Sabda nabi Muhammad : tidaklah 
tiba akhir zaman melainkan terjadi benturan dahsyat antara dua golongan 
besar.mengapa terjadi benturan dahsyat antara dua golongan besar (?) 
sebab satu golongan kukuh mempertahankan ideology yang berdasar kepada 
kacamata sudut pandangnya demikian pula lawannya.dan benturan itu bukan 
benturan yang bersifat fisik tapi lebih kepada perang konsep dan 
pemikiran,jadi semacam perang antar ‘kebenaran’ yang berasal dari dua 
kacamata sudut pandang yang berbeda.
Dan turunnya nabi Isa al masih berkaitan erat 
dengan masalah ini sebab beliau turun untuk memenangkan yang satu dan 
mengalahkan yang lain.mengapa beliau harus di turunkan ke dunia (?) 
karena kekuatan sang antagonis sudah sedemikian massiv - terstruktur 
artinya telah sedemikian kuatnya  mencengkram dunia sehingga kekuatan 
itu mustahil bisa diruntuhkan oleh kekuatan-kekuatan yang bersifat 
manusiawi.artinya beliau memiliki misi melenyapkan cara pandang  yang 
berlawanan dengan kacamata sudut pandang Tuhan untuk menegakkan diatas 
muka bumi ini hanya satu kacamata sudut pandang tunggal.
Mudah mudahan tulisan ini juga menjadi semacam 
warning agar siapapun waspada terhadap saat saat akhir kesudahan zaman 
sehingga anda bersiap siap kemana harus merapat.
‘Nabi Isa akan membunuh dajjal’ (?) pengertian 
(abstrak nya) kurang lebih…….. mungkin telah ada dalam benak anda karena
 anda sudah bisa menebaknya.
Sumber : Kompasiana 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 comments:
Post a Comment